"...Enjoy to visit here :) ..."

Senin, 20 Januari 2014

Jika Aku Menjadi - Seorang Auditor


Jika aku menjadi – Seorang Auditor
Berbicara mengenai cita-cita setiap orang pasti memiliki cita –cita termasuk saya, dulu saat saya masih kecil saya ingin sekali menjadi seorang astronom, kecintaan saya akan ilmu astronomi dan perbintangan yang ada membuat saya ingin sekali dapat melihat alam semesta ini lebih dekat. Namun seiring berjalan nya waktu dan bertambahnya usia saya mulai tertarik dengan ilmu akuntansi dan keuangan, selain karena saya suka berhitung menurut saya seorang akuntan pastilah sangat dibutuhkan di dalam setiap perusahaan dan peluang kerja pun lebih besar dibandingkan dengan profesi yang lain. Namun pada saat masuk sekolah kejuruan saya tidak bisa masuk kedalam jurusan akuntansi karena terhalang nilai yang sangatlah tipis. Alhasil saya diterima sebagai siswa jurusan sekretaris. Selama 3tahun saya menjalani sebagai siswi sekretaris keinginan dan minta saya akan akuntansi tidak hilang begitu saja, akuntansi menjadi salah satu mata pelajaran yang saya tunggu-tunggu. Hingga akhirnya pada saat saya kuliah, saya lebih memilih untuk melanjutkan kejurusan yang saya minati bukan meneruskan basic saya sebagai seorang sekretaris.
Disinilah saya berada menjadi seorang mahasiswa akuntansi di Universitas Gunadarma. Sebagai mahasiswa tingkat akhir saya mulai memikirkan ingin menjadi apa dan bekerja dimana kelak saat lulus nanti. Belakangan saya mulai meminati untuk menjadi seorang auditor , menurut saya tidak banyak orang yang benar-benar memahami mengenai audit yang ada di negeri ini. Peluang kerja nya pun sangat menjanjikan, selain itu kita dituntut untuk berlaku jujur, karena pekerjaan ini sangatlah beresiko besar, sangat di butuhkan kejujuran dan loyalitas terhadap profesi tersebut. Jika saya menajdi seorang auditor saya akan bertindak jujur dalam mengaudit setiap laporan keuangan perusahaan yang saya tangani. Saya akan menjaga sebaik mungkin etika terhadap profesi yang saya jalani.
Jika kita bahas lebih terperinci kembali mengenai profesi auditor yang saya harapkan:
Ø  Jika saya menjadi seorang auditor saya akan bertindak seobjektif mungkin dan menjaga etika profesi yang ada dalam profesi seorang auditor
Ø  Jika saya menjadi seorang auditor saya akan selalu bertindak jujur terhadap yang saya lakukan dan saya audit, karena menurut saya setiap kecurangan yang ada walau sekecil apa pun sangatlah merugikan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ø  Kontribusi yang akan saya berikan terhadap lingkungan dalam melaksanakan profesi saya adalah saya tidak akan mengaudit laporan keuangan dengan print out melainkan menggunakan software yang dapat dengan mudah diakses dan lebih hemat terhadap limbah kertas jika kita menggunakan print out.

Kasus Etika: Arthur Andersen


KASUS ETIKA
MASALAH ARTHUR ANDERSEN
Arthur Andersen LPP adalah salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang berdiri sejak 1913. Selama perjalanannya perusahan ini memiliki reputasi sebagai kepercayaan, integritas dan etika yang penting bagi perusahaan yang di bebani auditing secara independen dan melaporkan laporan-laporan perusahaan publik, dimana akurasi investor tergantung keputusan investasi.
Di masa-masa awalnya Andersen memiliki standar-standar profesi akuntansi dan mengembangkan inisiatif-inisiatif baru pada kekuatan-kekuatan integritasnya. Arthur Andersen pernah menjadi model sebuah karakter teguh hati dan integritas yang merupakan profesionalitas dalam akuntansi. Tetapi kebangkrutan klien-klien besar membuka skandal-skandal besar yang membuat firma akuntansi ini tutup.
Kebangkitan
Ketika Leonard Spacek bergabung di tahun 1947, ia mulai mengembangkan jasa konsultan kepada klien-klien besar. Selama rentang waktu 30 tahunan, bisnis konsultasi Andersen menjadi lebih menguntungkan daripada usaha aslinya. Di Andersen, pertumbuhan menjadi prioritas dan penekanannya pada perekrutan dan mempertahankan klien-klien besar berdampak pada kualitas dan independensi audit. Fokus pada pertumbuhan ini menghasilkan perubahan yang mendasar pada budaya perusahaan. Bisnis konsultasi Andersen menjadi yang tercepat pertumbuhannya dan paling menguntungkan dan paling berkembang pesat di dunia. Banyak yang meninjaunya sebagai model sukses yang ditiru frima-firma lainnya. Tetapi model ini menjadikan Securities and Exchange Commission (SEC) memberikan peringatan berkaitan independensi auditing. Ketua SEC yang prihatin akan hal ini menyarankan aturan-aturan baru untuk membatasi layanan di luar audit. Tetapi saran ini ditolak Andersen.
Tahun 1999 Andersen memisahkan fungsi akuntansi dan konsultasi. Namun seringkali strategi ini menjadikan persaingan di antara kedua unit yang cenderung melemahkan dan memicu kerahasiaan dan keegoisan. Komunikasi menjadi merosot, merintangi kemampuan perusahaan untuk tanggap dan bekerja efektif menghadapi krisis. Dengan pendapatan yang berkembang, unit konsultasi menuntut kompensasi dan pengakuan yang lebih besar. Perselisihan yang meruncing ini menjadikan pertikaian. Tahun 2000 dalam pengadilan arbitrase, hakim memutuskan bahwa konsultan Andersen bisa memisahkan diri dan bekerja secara efektif. Perusahaan konsultasi berubah namanya menjadi Accenture. Pada Januari 2001, Andersen mengangkat Joseph Berardino sebagai CEO baru dalam auditing. Tugas pertamanya adalah melacak perusahaan yang lebih kecil melalui sejumlah tuntutan hukum yang sudah ada. Andersen membayar amat mahal untuk tuntutan-tuntutan ini. Tahun berikutnya, banyak perusahaan klien Andersen meninjau ulang hubungannya dengan Andersen. Bagian selanjutnya adalah menjabarkan segelintir kasus yang membuat keruntuhan Andersen.
Keruntuhan
BFA
Skandal Baptist Foundation of Arizona (BFA) menjadi kebangkrutan terbesar perusahaan amal nirlaba dalam sejarah AS, dimana Andersen bertindak sebagai auditornya. Mereka dianggap menipu investor sebesar $570 juta. BFA didirikan untuk menghimpun dana dan mengelola gereja di Arizona. Lembaga ini bekerja seperti bank, membayar bunga deposito yang digunakan sebagian besar untuk berinvestasi di Arizona real estate. Ini merupakan investasi yang lebih spekulatif daripada apa yang dilakukan lembaga pembaptis lainnya.
Masalah dimulai ketika pasar real estate mengalami penurunan, dan manajemen dituntut untuk menghasilkan keuntungan. Karenanya, pengurus yayasan diduga menyembunyikan kerugian  dari investor sejak 1986  dengan menjual beberapa properti dengan harga tinggi kepada entitas-entitas yang telah meminjam uang dari ayyasan yang tak mungkin membayar properti kecuali kondisi pasar real estate berbalik. Dalam dokumen pengadilan apa yang disebut dengan “skema Ponzi” setelah kasus peniupuan yang terkenal, pejabat yayasan diduga mengambil uang dari investor baru untuk membayar investor yang sudah ada untuk menjaga arus kas. Sementara itu, pejabat puncak menerima gaji. Skema ini akhirnya terurai, mengarah pada investigasi kriminal dan tuntutan terhadap BFA dan Andersen. Akhirnya, yayasan mengajukan petisi Bab 11 mengenai perlindungan kebangkrutan pada tahun 1999.
Gugatan investor terhadap Andersen menuduh perusahaan ini melakukan pemalsuan dan menyesatkan laporan keuangan BFA. Dala sebuah pernyataannya di tahun 2000, Andersen merespon rasa simpatinya kepada BFA tetapi membela keakuratan dengan opininya tentang audit. Namun setelah dua tahun penyelidikan, laporan menunjukkan bahwa Andersen sudah diperingatkan kemungkinan kegiatan penipuan oleh beberapa karyawan BFA, yang akhirnya perusahaan setuju untuk membayar $217 juta untuk menyelesaikan gugatan dengan pemegang saham pada taun 2002.
Sunbeam
Masalah Andersen dengan Sunbeam bermula dari kegagalan audit yang membuat kesalahan serius pada akuntansinya yang akhirnya menghasilkan tuntutan class action dari investor Sunbeam. Baik dari gugatan hukum dan perintah sipil yang diajukan SEC menuduh Sunbeam membesar-besarkan penghasilan melaului strategi penipuan akuntansi, seperti pendapatan “cookie jar”, recording revenue on contingent sales, dan mempercepat penjualan dari periode selanjutnya ke kuartal masa kini. Perusahaan juga dituduh melakukan hal yang tidak benar melakukan transaksi “bill-and-hold”, dimana menggembungkan pesanan bulan depan dari pengiriman sebenarnya dan tagihannya.
Akibatnya, Sunbeam dipaksa meyatakan kembali laporan keuangan selama enam kuartal. SEC juga menuduh Arthur Andersen. Pada 2001, Sunbeam mengajukan petisi kepada Pengadilan kepailitan AS Distrik Selatan New York dengan Bab 11 Judul 11 tentang aturan kebangkrutan. Agustus 2002, pengadilan memutuskan pembayaran sebesar $141 juta. Andersen setuju membayar $110 juta untuk menyeleaikan klaim tanpa mengakui kesalahan dan tanggung jawab. Sunbeam mengalami kerugian pemegang saham sebesar $4,4 miliar dan kehilangan ribuan karyawannya. Sunbeam terbebas dari kebangkrutan.
Waste Management
Andersen juga terlibat dalam pengadilan atas data akuntansi yang dipertanyakan mengenai pendapatan yang berlebih sebesar $1,4 miliar dari Waste Management. Gugatan diajukan oleh SEC atas penipuan laporan keuangan selama lebih dari lima tahun. Menurut SEC, Waste Management membayar jasa audit kepada Andersen, yang menyarankan bahwa bisa memperoleh biaya tambahan melalui “tugas khusus”. Awalnya Andersen mengidentifikasi praktek-praktek akuntansi yang tidak tepat dan disajikan kepada Waste Management. Namun pimpinan Waste Management menolak mengkoreksi. Hal ini dilihat oleh SEC sebagai upaya menutupi penipuan masa lalu untuk melakukan penipuan masa depan. Hasilnya, Andersen harus membayar $220 juta ke pemegang saham Waste Management dan $7 juta ke SEC. Andersen dipaksa untuk melakukan perjanjian untuk tidak melakukan laporan palsu di masa mendatang atau izin usahanya akan dicabut – suatu persetujuan yang kemudian memutuskan hubungannya dengan Enron.
Enron
Bulan Oktober 2001, SEC mengumumkan investigasi akuntansi Enron, salah satu klien terbesar Andersen. Dengan Enron, Andersen mampu membuat 80 persen perusahaan minyak dan gas menjadi kliennya. Namun, pada November 2001 harus mengalami kerugian sebesar $586 juta. Dalam sebulan, Enron bangkrut.
Departemen Kehakiman AS menmulai melakukan penyelidikan kriminal pada 2002 yang mendorong Andersen dan kliennya runtuh. Perusahaan audit akhirnya mengakui telah menghancurkan dokumen yang berkaitan dengan audit Enron yang menghambat putusan. Atas kasus itu, Nancy Temple, pengacara Andersen meminta perlindungan Amandemen Kelima yang dengan demikian tidak memiliki saksi. Banyak pihak yang menamainya sebagai “bujukan koruptif” yang menyesatkan. Dia menginstruksikan David Duncan, supervisor Andersen dalam pengawasan rekening Enron, untuk menghapus namanya dari memo yang bisa memberatkannya.
Pada Juni 2005, pengadilan memutuskan Andersen bersalah menghambat peradilan, menjadikannya perusahaan akuntan pertama yang dipidana. Perusahaan setuju untuk menghentikan auditing publik  pada 31 Agustus 2002, yang pada prinsipnya mematikan bisnisnya.
Perusahaan Telekomunikasi
Sayangnya, tuduhan penipuan tidak berakhir pada kasus Enron. Berita segera muncul ketika WorldCom, klien terbesar Andersen, memiliki penyimpangan sebesar $3,9 miliar. Harga sahamnya kemudian jatuh dan investor melayangkan serangkaian tuntutan hukum yang mengirim WorldCOm ke Pengadilan Kepailitan. Andersen menyalahkan WorldCom dan bersikeras bahwa penyimpangan tidak pernah diungkapkan kepada auditor dan bahwa ia telah memenuhi standar SEC dalam auditnya. WorldCOm balik menuduh Andersen karena gagal menemukan penyimpangan yang ada. Selama kasus Enron dan WorldCOm berlanjut, banyak perusahaan-perusahaan lainnya dituduh melakukan penyimpangan akuntansi.
Kesimpulan :
Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusntya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan seperti misalnya pada kasus enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini KAP yang seharusnya bersikap independen, tidak dilakukan oleh AA. Karena perbuatan tersebut, kedua-duanya menuai kehancuran dimana enron bangkrut dengan meninggalkan hutang millayaran dollar. Sedangkan KAP AA sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP yang bersangkutan dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.










Soal Pertanyaan :
1.      Apakah kontribusi yang diberikan oleh Arthur Andersen dalam bencana Enron?
Jawab  :
·         Pertumbuhan perusahaan dijadikan prioritas utama dan menekankan pada perekrutran dan mempertahankan klien-klien besar, namun mutu dan independensi audit dikorbankan.
·         Andersen menjadi membatasi pengawasan terhadap tim audit akibat kurangnya check and balances yang bisa terlihat ketika tim audit telah menyimpang dari kebijakan semula.
·         Sikap Arthur Andersen yang memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Akibatnya, banyak klien Andersen yang memutuskan hubungan dan Arthur Andersen pun ditutup.
2.      Manakah keputusan yang salah dari Arthur Andersen?
Jawab  :
·         Menyetujui kesepakatan bersama Enron untuk memanipulasi laporan keuangan yang mengalami kerugian.
·         Tidak menjalani tugas auditor yang seharusnya bersifat profesional dan independen.
·         Lebih mementingkan keuntungan dan segala sesuatunya diukur dengan uang. Sementara kualitas itu sendiri tidak ia jalankan.
3.      Apakah motivasi utama dibalik keputusan mitra audit Arthur Andersen terhadap audit Enron, Worldcom, Waste Management dan Sunbeam : kepentingan umum atau suatu kepentingan yang lain? Sebutkan contoh – contoh yang mengungkapkan motivasi ini
Jawab  :
Kepentingan yang lain. AA lebih mementingkan kepentingan Enron untuk memanipulasi laporan keuangan yang mengalami kerugian agar para investor tetap bertahan berinvestasi pada Enron tanpa melihat dari segi resiko dan latar belakang prosedur seorang auditor yang sebenarnya. Contohnya AA sebagai auditor dan konsultan (dan menarik biaya untuk konsultasi) beberapa SPE yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan palsu, menyembunyikan kerugian, menjaga pembiayaan dari laporan keuangan konsolidasi Enron dan gagal untuk memenuhi ekuitas berisiko dibawah 3 persen atas investor luar dan kriteria pengendalian keputusan untuk nonkonsolidasi.
4.      Mengapa seharusnya auditor membuat keputusan untuk kepentingan umum daripada kepentingan manajemen atau pemegang saham saat ini?
Jawab  :
Karena sesuai dengan sifat seorang auditor yaitu bersifat profesional dan independent, itu berarti sebagai seorang auditor tidak boleh berpihak kepada siapapun. Menjalani tugas sesuai dengan prosedur, mengambil keputusan sesuai dengan informasi dan temuan audit yang sudah didapat. Agar tidak merugikan pada kedua belah pihak. Karena apabila tidak seperti itu akan banyak resiko yang akan dihadapi oleh auditor itu sendiri, perusahaan dan pemegang sahamnya.
5.      Mengapa Arthur Andersen – Mitra penanggung jawab untuk pengendalian kualitas – tidak menghentikan keputusan yang cacat dari mitra audit?
Jawab  :
Duncan sebagai mitra AA tidak menghentikan keputusan yang cacat karena Duncan merasa tidak mampu menolak mitra pengendali kualitas atas keinginannya sendiri, mungkin Duncan merasa posisi dia dalam kemitraan tersebut tidak bisa menunjang atau merasa tidak mempunyai hak untuk berpendapat.
6.      Haruskah semua pekerja Arthur Andersen menderita atas tindakan atau kelambanan tindakan yang disebabkan oleh kurang dari 100 orang? Manakah personel Arthur Andersen yang seharusnya dituntut?
Jawab  :
Tidak, karena ini bukan salah mereka. Namun karena masalah enron ini yang melibatkan AA, semua anggota AA terkena imbasnya dan mengakibatkan mereka kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Dari kasus ini yang seharusnya dituntut adalah orang-orang yang terlibat langsung pada masalah enron ini.
7.      Dalam  keadaan apa perusahaan audit harus memusnahkan atau menghancurkan kertas kerja audit?
Jawab  :
Sesuai dengan peraturan sebagai seorang auditor harus menjaga semua dokumen-dokumen sampai 5 tahun. Apabila sudah 5 tahun, barulah dokumen tersebut dapat dimusnahkan atau dihancurkan.
8.      Jawablab pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam bagian “Pertanyaan Tersisa” yang dibahas dalam kasus etika ini, Masalah Arthur Andersen.
Jawab  :
Seharusnya dengan adanya kasus Arthur Andersen ini menjadi pelajaran bagi KAP lain untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan. Karena apabila terjadi kembali masalah AA ini pada KAP lain otomatis masyarakat akan tidak percaya lagi pada KAP tersebut bahkan mungkin akan menghakimi sendiri status seorang auditor itu sendiri. Dan otomatis KAP Big 4 itu akan hilang. Namun apabila masalah AA dijadikan sebagai bahan pelajaran dan pembatas untuk berbuat menyimpang. KAP lain mampu bertahan dan memberikan yang terbaik untuk kliennya. Dari masalah AA ini yang sudah sampai ke pengadilan tentu saja akan menyeret semua pihak yang bersangkutan, sedikit demi sedikit akan terungkap siapa-siapa saja yang bersalah dan harus bertanggung jawab. Semoga dengan adanya masalah ini tidak terjadi tragedi lain.

Kasus Etika: Arthur Andersen


KASUS ETIKA
MASALAH ARTHUR ANDERSEN
Arthur Andersen LPP adalah salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang berdiri sejak 1913. Selama perjalanannya perusahan ini memiliki reputasi sebagai kepercayaan, integritas dan etika yang penting bagi perusahaan yang di bebani auditing secara independen dan melaporkan laporan-laporan perusahaan publik, dimana akurasi investor tergantung keputusan investasi.
Di masa-masa awalnya Andersen memiliki standar-standar profesi akuntansi dan mengembangkan inisiatif-inisiatif baru pada kekuatan-kekuatan integritasnya. Arthur Andersen pernah menjadi model sebuah karakter teguh hati dan integritas yang merupakan profesionalitas dalam akuntansi. Tetapi kebangkrutan klien-klien besar membuka skandal-skandal besar yang membuat firma akuntansi ini tutup.
Kebangkitan
Ketika Leonard Spacek bergabung di tahun 1947, ia mulai mengembangkan jasa konsultan kepada klien-klien besar. Selama rentang waktu 30 tahunan, bisnis konsultasi Andersen menjadi lebih menguntungkan daripada usaha aslinya. Di Andersen, pertumbuhan menjadi prioritas dan penekanannya pada perekrutan dan mempertahankan klien-klien besar berdampak pada kualitas dan independensi audit. Fokus pada pertumbuhan ini menghasilkan perubahan yang mendasar pada budaya perusahaan. Bisnis konsultasi Andersen menjadi yang tercepat pertumbuhannya dan paling menguntungkan dan paling berkembang pesat di dunia. Banyak yang meninjaunya sebagai model sukses yang ditiru frima-firma lainnya. Tetapi model ini menjadikan Securities and Exchange Commission (SEC) memberikan peringatan berkaitan independensi auditing. Ketua SEC yang prihatin akan hal ini menyarankan aturan-aturan baru untuk membatasi layanan di luar audit. Tetapi saran ini ditolak Andersen.
Tahun 1999 Andersen memisahkan fungsi akuntansi dan konsultasi. Namun seringkali strategi ini menjadikan persaingan di antara kedua unit yang cenderung melemahkan dan memicu kerahasiaan dan keegoisan. Komunikasi menjadi merosot, merintangi kemampuan perusahaan untuk tanggap dan bekerja efektif menghadapi krisis. Dengan pendapatan yang berkembang, unit konsultasi menuntut kompensasi dan pengakuan yang lebih besar. Perselisihan yang meruncing ini menjadikan pertikaian. Tahun 2000 dalam pengadilan arbitrase, hakim memutuskan bahwa konsultan Andersen bisa memisahkan diri dan bekerja secara efektif. Perusahaan konsultasi berubah namanya menjadi Accenture. Pada Januari 2001, Andersen mengangkat Joseph Berardino sebagai CEO baru dalam auditing. Tugas pertamanya adalah melacak perusahaan yang lebih kecil melalui sejumlah tuntutan hukum yang sudah ada. Andersen membayar amat mahal untuk tuntutan-tuntutan ini. Tahun berikutnya, banyak perusahaan klien Andersen meninjau ulang hubungannya dengan Andersen. Bagian selanjutnya adalah menjabarkan segelintir kasus yang membuat keruntuhan Andersen.
Keruntuhan
BFA
Skandal Baptist Foundation of Arizona (BFA) menjadi kebangkrutan terbesar perusahaan amal nirlaba dalam sejarah AS, dimana Andersen bertindak sebagai auditornya. Mereka dianggap menipu investor sebesar $570 juta. BFA didirikan untuk menghimpun dana dan mengelola gereja di Arizona. Lembaga ini bekerja seperti bank, membayar bunga deposito yang digunakan sebagian besar untuk berinvestasi di Arizona real estate. Ini merupakan investasi yang lebih spekulatif daripada apa yang dilakukan lembaga pembaptis lainnya.
Masalah dimulai ketika pasar real estate mengalami penurunan, dan manajemen dituntut untuk menghasilkan keuntungan. Karenanya, pengurus yayasan diduga menyembunyikan kerugian  dari investor sejak 1986  dengan menjual beberapa properti dengan harga tinggi kepada entitas-entitas yang telah meminjam uang dari ayyasan yang tak mungkin membayar properti kecuali kondisi pasar real estate berbalik. Dalam dokumen pengadilan apa yang disebut dengan “skema Ponzi” setelah kasus peniupuan yang terkenal, pejabat yayasan diduga mengambil uang dari investor baru untuk membayar investor yang sudah ada untuk menjaga arus kas. Sementara itu, pejabat puncak menerima gaji. Skema ini akhirnya terurai, mengarah pada investigasi kriminal dan tuntutan terhadap BFA dan Andersen. Akhirnya, yayasan mengajukan petisi Bab 11 mengenai perlindungan kebangkrutan pada tahun 1999.
Gugatan investor terhadap Andersen menuduh perusahaan ini melakukan pemalsuan dan menyesatkan laporan keuangan BFA. Dala sebuah pernyataannya di tahun 2000, Andersen merespon rasa simpatinya kepada BFA tetapi membela keakuratan dengan opininya tentang audit. Namun setelah dua tahun penyelidikan, laporan menunjukkan bahwa Andersen sudah diperingatkan kemungkinan kegiatan penipuan oleh beberapa karyawan BFA, yang akhirnya perusahaan setuju untuk membayar $217 juta untuk menyelesaikan gugatan dengan pemegang saham pada taun 2002.
Sunbeam
Masalah Andersen dengan Sunbeam bermula dari kegagalan audit yang membuat kesalahan serius pada akuntansinya yang akhirnya menghasilkan tuntutan class action dari investor Sunbeam. Baik dari gugatan hukum dan perintah sipil yang diajukan SEC menuduh Sunbeam membesar-besarkan penghasilan melaului strategi penipuan akuntansi, seperti pendapatan “cookie jar”, recording revenue on contingent sales, dan mempercepat penjualan dari periode selanjutnya ke kuartal masa kini. Perusahaan juga dituduh melakukan hal yang tidak benar melakukan transaksi “bill-and-hold”, dimana menggembungkan pesanan bulan depan dari pengiriman sebenarnya dan tagihannya.
Akibatnya, Sunbeam dipaksa meyatakan kembali laporan keuangan selama enam kuartal. SEC juga menuduh Arthur Andersen. Pada 2001, Sunbeam mengajukan petisi kepada Pengadilan kepailitan AS Distrik Selatan New York dengan Bab 11 Judul 11 tentang aturan kebangkrutan. Agustus 2002, pengadilan memutuskan pembayaran sebesar $141 juta. Andersen setuju membayar $110 juta untuk menyeleaikan klaim tanpa mengakui kesalahan dan tanggung jawab. Sunbeam mengalami kerugian pemegang saham sebesar $4,4 miliar dan kehilangan ribuan karyawannya. Sunbeam terbebas dari kebangkrutan.
Waste Management
Andersen juga terlibat dalam pengadilan atas data akuntansi yang dipertanyakan mengenai pendapatan yang berlebih sebesar $1,4 miliar dari Waste Management. Gugatan diajukan oleh SEC atas penipuan laporan keuangan selama lebih dari lima tahun. Menurut SEC, Waste Management membayar jasa audit kepada Andersen, yang menyarankan bahwa bisa memperoleh biaya tambahan melalui “tugas khusus”. Awalnya Andersen mengidentifikasi praktek-praktek akuntansi yang tidak tepat dan disajikan kepada Waste Management. Namun pimpinan Waste Management menolak mengkoreksi. Hal ini dilihat oleh SEC sebagai upaya menutupi penipuan masa lalu untuk melakukan penipuan masa depan. Hasilnya, Andersen harus membayar $220 juta ke pemegang saham Waste Management dan $7 juta ke SEC. Andersen dipaksa untuk melakukan perjanjian untuk tidak melakukan laporan palsu di masa mendatang atau izin usahanya akan dicabut – suatu persetujuan yang kemudian memutuskan hubungannya dengan Enron.
Enron
Bulan Oktober 2001, SEC mengumumkan investigasi akuntansi Enron, salah satu klien terbesar Andersen. Dengan Enron, Andersen mampu membuat 80 persen perusahaan minyak dan gas menjadi kliennya. Namun, pada November 2001 harus mengalami kerugian sebesar $586 juta. Dalam sebulan, Enron bangkrut.
Departemen Kehakiman AS menmulai melakukan penyelidikan kriminal pada 2002 yang mendorong Andersen dan kliennya runtuh. Perusahaan audit akhirnya mengakui telah menghancurkan dokumen yang berkaitan dengan audit Enron yang menghambat putusan. Atas kasus itu, Nancy Temple, pengacara Andersen meminta perlindungan Amandemen Kelima yang dengan demikian tidak memiliki saksi. Banyak pihak yang menamainya sebagai “bujukan koruptif” yang menyesatkan. Dia menginstruksikan David Duncan, supervisor Andersen dalam pengawasan rekening Enron, untuk menghapus namanya dari memo yang bisa memberatkannya.
Pada Juni 2005, pengadilan memutuskan Andersen bersalah menghambat peradilan, menjadikannya perusahaan akuntan pertama yang dipidana. Perusahaan setuju untuk menghentikan auditing publik  pada 31 Agustus 2002, yang pada prinsipnya mematikan bisnisnya.
Perusahaan Telekomunikasi
Sayangnya, tuduhan penipuan tidak berakhir pada kasus Enron. Berita segera muncul ketika WorldCom, klien terbesar Andersen, memiliki penyimpangan sebesar $3,9 miliar. Harga sahamnya kemudian jatuh dan investor melayangkan serangkaian tuntutan hukum yang mengirim WorldCOm ke Pengadilan Kepailitan. Andersen menyalahkan WorldCom dan bersikeras bahwa penyimpangan tidak pernah diungkapkan kepada auditor dan bahwa ia telah memenuhi standar SEC dalam auditnya. WorldCOm balik menuduh Andersen karena gagal menemukan penyimpangan yang ada. Selama kasus Enron dan WorldCOm berlanjut, banyak perusahaan-perusahaan lainnya dituduh melakukan penyimpangan akuntansi.
Kesimpulan :
Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusntya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan seperti misalnya pada kasus enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini KAP yang seharusnya bersikap independen, tidak dilakukan oleh AA. Karena perbuatan tersebut, kedua-duanya menuai kehancuran dimana enron bangkrut dengan meninggalkan hutang millayaran dollar. Sedangkan KAP AA sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP yang bersangkutan dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.










Soal Pertanyaan :
1.      Apakah kontribusi yang diberikan oleh Arthur Andersen dalam bencana Enron?
Jawab  :
·         Pertumbuhan perusahaan dijadikan prioritas utama dan menekankan pada perekrutran dan mempertahankan klien-klien besar, namun mutu dan independensi audit dikorbankan.
·         Andersen menjadi membatasi pengawasan terhadap tim audit akibat kurangnya check and balances yang bisa terlihat ketika tim audit telah menyimpang dari kebijakan semula.
·         Sikap Arthur Andersen yang memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Akibatnya, banyak klien Andersen yang memutuskan hubungan dan Arthur Andersen pun ditutup.
2.      Manakah keputusan yang salah dari Arthur Andersen?
Jawab  :
·         Menyetujui kesepakatan bersama Enron untuk memanipulasi laporan keuangan yang mengalami kerugian.
·         Tidak menjalani tugas auditor yang seharusnya bersifat profesional dan independen.
·         Lebih mementingkan keuntungan dan segala sesuatunya diukur dengan uang. Sementara kualitas itu sendiri tidak ia jalankan.
3.      Apakah motivasi utama dibalik keputusan mitra audit Arthur Andersen terhadap audit Enron, Worldcom, Waste Management dan Sunbeam : kepentingan umum atau suatu kepentingan yang lain? Sebutkan contoh – contoh yang mengungkapkan motivasi ini
Jawab  :
Kepentingan yang lain. AA lebih mementingkan kepentingan Enron untuk memanipulasi laporan keuangan yang mengalami kerugian agar para investor tetap bertahan berinvestasi pada Enron tanpa melihat dari segi resiko dan latar belakang prosedur seorang auditor yang sebenarnya. Contohnya AA sebagai auditor dan konsultan (dan menarik biaya untuk konsultasi) beberapa SPE yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan palsu, menyembunyikan kerugian, menjaga pembiayaan dari laporan keuangan konsolidasi Enron dan gagal untuk memenuhi ekuitas berisiko dibawah 3 persen atas investor luar dan kriteria pengendalian keputusan untuk nonkonsolidasi.
4.      Mengapa seharusnya auditor membuat keputusan untuk kepentingan umum daripada kepentingan manajemen atau pemegang saham saat ini?
Jawab  :
Karena sesuai dengan sifat seorang auditor yaitu bersifat profesional dan independent, itu berarti sebagai seorang auditor tidak boleh berpihak kepada siapapun. Menjalani tugas sesuai dengan prosedur, mengambil keputusan sesuai dengan informasi dan temuan audit yang sudah didapat. Agar tidak merugikan pada kedua belah pihak. Karena apabila tidak seperti itu akan banyak resiko yang akan dihadapi oleh auditor itu sendiri, perusahaan dan pemegang sahamnya.
5.      Mengapa Arthur Andersen – Mitra penanggung jawab untuk pengendalian kualitas – tidak menghentikan keputusan yang cacat dari mitra audit?
Jawab  :
Duncan sebagai mitra AA tidak menghentikan keputusan yang cacat karena Duncan merasa tidak mampu menolak mitra pengendali kualitas atas keinginannya sendiri, mungkin Duncan merasa posisi dia dalam kemitraan tersebut tidak bisa menunjang atau merasa tidak mempunyai hak untuk berpendapat.
6.      Haruskah semua pekerja Arthur Andersen menderita atas tindakan atau kelambanan tindakan yang disebabkan oleh kurang dari 100 orang? Manakah personel Arthur Andersen yang seharusnya dituntut?
Jawab  :
Tidak, karena ini bukan salah mereka. Namun karena masalah enron ini yang melibatkan AA, semua anggota AA terkena imbasnya dan mengakibatkan mereka kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Dari kasus ini yang seharusnya dituntut adalah orang-orang yang terlibat langsung pada masalah enron ini.
7.      Dalam  keadaan apa perusahaan audit harus memusnahkan atau menghancurkan kertas kerja audit?
Jawab  :
Sesuai dengan peraturan sebagai seorang auditor harus menjaga semua dokumen-dokumen sampai 5 tahun. Apabila sudah 5 tahun, barulah dokumen tersebut dapat dimusnahkan atau dihancurkan.
8.      Jawablab pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam bagian “Pertanyaan Tersisa” yang dibahas dalam kasus etika ini, Masalah Arthur Andersen.
Jawab  :
Seharusnya dengan adanya kasus Arthur Andersen ini menjadi pelajaran bagi KAP lain untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan. Karena apabila terjadi kembali masalah AA ini pada KAP lain otomatis masyarakat akan tidak percaya lagi pada KAP tersebut bahkan mungkin akan menghakimi sendiri status seorang auditor itu sendiri. Dan otomatis KAP Big 4 itu akan hilang. Namun apabila masalah AA dijadikan sebagai bahan pelajaran dan pembatas untuk berbuat menyimpang. KAP lain mampu bertahan dan memberikan yang terbaik untuk kliennya. Dari masalah AA ini yang sudah sampai ke pengadilan tentu saja akan menyeret semua pihak yang bersangkutan, sedikit demi sedikit akan terungkap siapa-siapa saja yang bersalah dan harus bertanggung jawab. Semoga dengan adanya masalah ini tidak terjadi tragedi lain.